Sastera Sufi - sebuah antologi

I
Cerita Perumpamaan

Oleh : Sa'di

Mimpi Raja Khorasan

Salah seorang raja Khorasan dalam mimpinya bertemu dengan Sultan Mahmud yang telah meninggal dunia seratus tahun yang lalu. Seluruh tubuh sultan yang masyhur itu telah remuk menyatu dengan tanah, kecuali matanya, yang bolanya bergerak-gerak dan memandang heran. Segenap orang suci di dalam kerajaan tidak sanggup memberi takwil atas mimpi itu, kecuali seorang darwish, yang datang memberi salam dan berkata: "Sultan Mahmud heran bagaimana kerajaannya jatuh ke tangan orang lain. "

Keluh Kesah Seorang Raja

Seorang raja Arab telah jatuh sakit dan sakitnya itu demikian parah sehingga harapannya untuk hidup sama sekali putus. Seorang perajurit berkuda memasuki gerbang istana membawa berita baik bahwa sebuah benteng telah ditaklukkan oleh seorang raja bawahannya yang begitu beruntung, sehingga musuh berhasil ditawan dan seluruh penduduk daerah itu menyatakan tunduk. Raja mengangkat bahunya dengan keluh yang dalam dan menyahut: "Kabar yang kau bawa bukan untukku, namun untuk musuh-musuhku, yaitu pewaris takhta kerajaan. Selama hidupku aku terlalu banyak dikuasai keinginan. Namun sayang, setelah keinginanku tercapai timbul pertanyaan yang menyesakkan, apa untungnya? Sebab apa yang kuharapkan dulu tak mungkin kembali menjadi harapanku kembali. Tangan nasib telah memalu genderang kepergian. O sepasang mataku, ucapkan selamat tinggal pada kepala; O telapak tangan dan lengan, bersiap-siaplah berpisah, Maut, musuh keinginanku, telah mendekatiku. Buat yang terakhir O Sahabat, mendekatlah ke arahku. Hidupku telah dipenuhi kekeliruan, sia-sia segala kulakukan. Camkanlah itu!"

0 comments: